Jumat, 02 Juni 2017

Teknik Etsa



Etsa atau Etchant, adalah proses dengan menggunakan larutan asam kuat untuk mengikis bagian permukaan logam yang tak terlindungi untuk menciptakan desain pada logam. Sebagai metode dalam seni grafis, Etsa merupakan teknik paling penting dalam sejarah karya seni grafis Barat (old master prints) dan masih tetap banyak digunakan sampai sekarang.
            Sebagai contoh seperti gambar dibawah ini, dalam pembuatannya menggunakan teknit Etsa untuk menciptakan kedalaman pada bidang lekukan.





















Caranya tidak sulit, hanya membutuhkan ketekunan dan ketelitian, langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Membuat film (klise) 
  • Melapisi logam yang akan di Etsa dengan cara disablon tinta. 
  • Pengetsaan


Membuat film (klise);

Pada bagian ini aplikasi CorelDRAW berperan dalam membuat rancangan gambar maket miniatur logam, dan kita cetak dengan printer laser jet diatas kertas kalkir, hasilnya seperti dibawah ini.



Melapisi logam yang akan di Etsa dengan disablon;
 
Proses pengabdrukannya bisa lihat disini!, cuma yang dipakai screen halus (T 180 s/d T 200). Setelah proses penyablonan selesai kita keringkan plat diatas kompor, kita pakai penjepit agar tidak panas, usahakan jangan sampai gosong dan melengkung. Setelah itu kita dinginkan, dan pada bagian belakang pelat, kita lapisi dengan cat atau cairan aspal agar tidak ikut tergerus (erosi)

Pengetsaan;

Untuk proses pengetsaan, kita siapkan wadah plastik yang lebarnya kurang lebih dua kali lebar logam. Sebelumnya kita siapkan dulu larutan Etsa:
  • Ferichlorit 2 bagian 
  • Air Hangat (bukan panas) 10 bagian

Kita aduk sampai rata, masukkan logamnya, goyangkan perlahan terus, sampai kedalaman yang kita inginkan. Tidak ada ketentuan berapa lama waktu pengetsaan, karena tergantung seberapa dalam yang kita inginkan, dan seberapa pekat larutan yang kita buat. Semakin pekat semakin cepat, tetapi hasil etsa kurang halus. Setelah selesai, kita bersihkan permukaan dan bagian belakang bisa menggunakan amplas, bensin atau thinner, Kalau kita menyablon dengan menggunakan tinta PVC untuk membersihkan atau menghapus menggunakan pelarutnya yaitu Reducer M3.

Sumber : http://teknik-sablon.blogspot.co.id/2013/10/teknik-etsa.html


Mengenal Berbagai Jenis Batu Untuk Bahan Kerajinan



Manusia diketahui telah menciptakan berbagai peralatan dari batu sejak ditemukannya ide bahwa batu dapat dibentuk, yaitu dengan cara membenturkan batu yang keras kepada bebatuan yang lebih lembut. Selama ribuan tahun, segala jenis batu telah digunakan dalam membuat berbagai jenis kerajinan, dimana yang sering kita temukan di Indonesia adalah seni kerajinan pahat atau ukir batu. Dengan kekayaan bentang alam dan kandungan mineral di negeri kita, apa sajakah jenis batu untuk bahan kerajinan yang umum digunakan di sekitar kita?
Pada dasarnya jenis batu untuk bahan kerajinan terbagi menjadi 3, batuan lava, batuan sedimen dan batuan metamorfis. Berikut akan kita ulas jenis batu apa sajakah yang ada dibawah 3 kategori batu tersebut:



Batuan Lava Beku

Karakteristik batu lava beku bergantung dari di mana mereka terbentuk. Jauh di dalam bumi, di bawah panasnya aksi vulkanik, magma dipaksa naik melalui batuan beku padat yang berusia lebih tua. Kemudian didinginkan, membentuk granit, basal, dan diorit. Granit terbuat dari kristal kuarsa dan mineral feldspar yang mengandung silika.

Batu granit

Batu granit adalah jenis batu lava yang digunakan untuk bahan kerajinan sebagai kerajinan ukir batu, meski sebenarnya kata ukir kurang tepat dalam deskripsi ini. Karena yang dilakukan bukanlah mengukir batu dengan tatah atau pahat seperti halnya mengukir marmer, melainkan menggerus bebatuan tersebut.




Alat yang biasa digunakan untuk memproses bebatuan granit menjadi kerajinan adalah dengan menggunakan gergaji dari berlian. Dengan menggunakan gergaji berlian tersebut maka proses pemotongan batu granit akan berlangsung lebih mulus dan cepat. Dalam batuan granit terdapat berbagai variasi warna yang kaya, dengan ukuran kristal beracam macam, mulai dari butiran kasar hingga yang sangat padat dan halus. Kerajinan dari batu granit akan berfungsi maksimal dan terlihat indah menjadi dekorasi outdoor.

Batuan Sedimen

Ketika batuan mulai terkena erosi karena angin, hujan dan terik sinar matahari, partikelnya akan terbawa ke bawah menuju sebuah tempat dimana sedimen terakumulasi. Di lautan, tumbuhan kecil dan bangkai dari fauna tenggelam ke dasar dan menambah lapisan sedimen menjadi lebih tebal. Setelah ribuan tahun, tekanan dari berbagai laoisan sedimen ini telah memperkeras sedimen terebut dan mengubahnya menjadi batu gamping atau batuparas.

Batu gamping

Batu gamping terbentuk di dasar laut, terbuat dari sedimen fauna purba di laut. Jadi tak mengherankan jika anda menemukan fosil makhluk seperti crynoids dan brachiopods ketika memahat batu gamping. Batu ini memiliki komponen pembentuk terbesar dari kalsium karbonat atau kalsit mineral.



Batu gamping memiliki karakter mudah diukir dan mampu mengeluarkan detil dengan baik, tapi tetap cukup kuat untuk diukir dengan penyangga. Meski batuan jenis ini tidak memiliki keistimewaan keindahan dari warna yang tidak variatif, batu ini memiliki kekayaan tekstur yang bisa diciptakan. Dengan karakternya yang tahan terhadap hujan asam dibanding dengan marmer, maka batuan jenis ini juga bisa menjadi pilihan menarik untuk dekorasi outdoor.



Batu paras

Batu paras adalah suatu bentuk dari batu sedimen yang terbentuk dari lapisan pasir yang terekat bersama silika atau kalsium karbonat. Untuk batu paras biasanya memiliki arah lapisan yang khas, dan karena karakter kandungannya, batu paras cenderung lebih cepat membuat aus peralatan ukir anda. Batu paras juga mengandung silika seperti batu granit yang membuatnya berbahaya jika terhisap dalam jangka panjang, maka pemakaian respirator adalah wajib untuk perlindungan anda.




Batuan Metamorfis

Batuan metamorfis terbentuk ketika lapisan sedimen terekspos pada panas dan tekanan serta mengalami perubahan kimiawi yang membentuk material kristal baru. Setelah mengalami proses metamorfis, maka batu gamping kemudian terbentuk menjadi batu marmer.
 
Batu Marmer

Batu marmer telah menjadi batu pilihan untuk dijadikan sebagai bahan kerajinan ukiran sejak jaman Yunani kuno. Batu marmer memiliki tingkat kesulitan penggarapan yang moderat, memiliki kemampuan untuk dibentuk dengan tingkat detil yang sangat baik. Dengan teknik polesan tertentu, maka struktur kristal yang ada di dalamnya akan terlihat sangat cemerlang. Batu jenis ini tidak tahan terhadap asam, oleh karena itu batu marmer bukanlah pilhan yang baik untuk dijadikan hiasan outdoor.




Batu Pualam



Batu pualam merupakan bebatuan yang sangat lunak untuk di pahat dan diukir. Cenderung rapuh dan menjadi sepihan atau bahkan terbelah menurut jalur retakan yang tersembunyi dalam batu tersebut. Batu pualam memiliki warna dan pola yang luar biasa cantik, sehingga terkadang banyak orang yang kurang memperhatikan ukirannya melainkan hanya mengagumi keindahan dari batu tersebut semata.

Batu Sabun



Batu sabun, atau yang dikenal juga dengan nama statite adlaah batuan lunak yang bahkan bisa dipahat menggunakan pisau. Dengan tekstur seperti layaknya sabun, batu ini terbuat dari talc. Batu ini merupakan pilihan bagus untuk pemula, meski karena demam batu pada tahun lalu telah membuat batu jenis ini memiliki harga yang cukup tinggi.